Masih ingatkah kita akan peristiwa gempa bumi dan tsunami yang melanda Palu, Sulawesi Tengah, pada tahun 2018? Gempa berkekuatan 7,5 Mw yang diikuti oleh tsunami ini terjadi pada 28 September 2018, pukul 18.00 WITA. Peristiwa tersebut sangat memilukan, terutama karena dampaknya yang menghancurkan.

Gempa bumi tersebut diperkirakan berpusat 26 km di utara Donggala dan 80 km barat laut Kota Palu, dengan kedalaman mencapai 10 km. Guncangan hebat dirasakan oleh warga di Palu, Kabupaten Donggala, Parigi Moutong, Sigi, Poso, Tolitoli, hingga ke Kota Gorontalo, Samarinda, Balikpapan, dan Makassar. Tsunami yang dipicu oleh gempa tersebut mencapai ketinggian 5 meter dan berpusat di Kota Palu, mengakibatkan kerusakan dan korban yang luar biasa.

Pemahaman tentang Gempa Bumi
Gempa bumi adalah salah satu fenomena alam geologi yang paling kuat, yang dapat mengakibatkan guncangan besar di muka bumi. Gempa bumi terjadi akibat pergerakan atau pelepasan energi di kerak bumi, yang disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik. Lempeng-lempeng ini terus bergerak, saling bersentuhan, atau menjepit satu sama lain, menyebabkan gempa bumi.

Beberapa faktor yang memicu terjadinya gempa bumi antara lain:
1. Gerakan Subduksi: Terjadi ketika satu lempeng turun ke bawah lempeng lainnya, menciptakan tekanan yang akhirnya dilepaskan.
2. Pergerakan Lateral: Ketika dua lempeng bergerak sejajar satu sama lain, menciptakan gesekan yang memicu gempa bumi.
3. Pelepasan Tekanan: Terjadi ketika bebatuan di kerak bumi membangun tekanan yang kemudian dilepaskan secara tiba-tiba, menyebabkan gempa.

Gempa bumi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis:
1. Gempa Tektonik: Disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik.
2. Gempa Vulkanik: Berkaitan dengan aktivitas gunung berapi.
3. Gempa Runtuhan: Terjadi karena runtuhnya bebatuan besar di dalam bumi.
4. Gempa Dalam: Terjadi di dalam lempeng tektonik dan jauh dari permukaan.

Dampak gempa bumi sangat menghancurkan, mulai dari kerusakan struktural pada bangunan, jembatan, hingga hilangnya nyawa manusia, binatang, dan tumbuhan. Dampak yang lebih parah terjadi jika gempa diikuti oleh tsunami, yang dapat menghancurkan pantai, ekosistem laut, dan daerah pesisir.

Tindakan Prabencana
Langkah-langkah prabencana sangat penting sebagai edukasi publik untuk mengantisipasi dampak gempa bumi. Beberapa langkah yang dapat dilakukan masyarakat antara lain:
1. Membangun Struktur Bangunan Tahan Gempa: Merancang bangunan dengan desain dan RAB yang tahan gempa untuk melindungi nyawa dan harta benda.
2. Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Kebencanaan: Edukasi masyarakat tentang tindakan yang dapat dilakukan saat terjadi gempa, serta rutin mengadakan simulasi gempa.
3. Menggunakan Sistem Peringatan Dini: Sistem ini memberikan waktu berharga bagi masyarakat untuk melakukan evakuasi dini sebelum gempa terjadi.
4. Melakukan Investigasi dan Pemantauan: Penelitian untuk memantau aktivitas seismik, sehingga hasil analisis dapat meminimalisir risiko bencana.

Kesimpulan
Gempa bumi adalah fenomena alam yang memerlukan edukasi publik, terutama terkait kesiapsiagaan, mitigasi bencana, serta tindakan pencegahan dan sistem peringatan dini yang tepat. Dengan langkah-langkah ini, kita dapat meminimalisir dampak bencana alam, melindungi nyawa, harta, dan benda. Gempa bumi mengingatkan kita akan kompleksitas planet ini, dan bagaimana kita harus beradaptasi dengan alam. Semoga kita selalu dijauhkan dari marabahaya, dan selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Salam Tangguh!

 

Penulis : Faisal Tahadju, ST., MSi,

Analis Bencana, Penata Tkt. I. (III/d), NIP. 198504052008011011, BPBD Kabupaten Morowali Utara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *